Matcha ata teh hijau bubuk ini kini bukan sekadar tren, tapi juga bagian dari lifestyle perempuan muda. Rasanya yang khas dan kandungan kafein ringan membuat banyak orang jatuh cinta. Namun, tahukah kamu bahwa konsumsi matcha bersamaan dengan makanan tertentu bisa memengaruhi penyerapan zat besi dan berisiko memicu anemia? Artikel ini akan membahas semua yang perlu kamu tahu: dari kandungan nutrisi teh ini, risiko anemia, hingga tips aman tetap menikmati minuman favoritmu.
Mengenal Matcha dan Kandungannya
Nutrisi dan Kafein Matcha: kenali kandungan penting dan efeknya pada tubuh
Minuman ini kaya antioksidan, terutama EGCG (Epigallocatechin gallate), yang baik untuk kesehatan jantung dan membantu memperlambat penuaan sel. Selain itu, ia mengandung kafein alami, serat, vitamin (A, C, K), dan mineral penting seperti mangan dan selenium.
Efek kafeinnya biasanya lebih lembut dibanding kopi, sehingga cocok untuk mereka yang ingin energi ringan tanpa “jitters”. Antioksidan dalam matcha juga mendukung metabolisme dan kesehatan kulit. Namun, di balik manfaatnya, ada satu hal penting yang perlu diperhatikan: tannin, senyawa yang dapat mengikat zat besi dari makanan.
Tannin dalam Matcha
Tannin adalah senyawa polifenol yang memberi rasa sedikit pahit. Saat dikonsumsi bersamaan dengan makanan kaya zat besi seperti bayam, kacang, atau daging, tannin bisa mengikat zat besi dan mengurangi penyerapan tubuh.
Akibatnya, jika kebiasaan ini dilakukan terus-menerus, terutama bagi perempuan muda yang sedang menstruasi atau yang memiliki diet vegetarian, risiko kekurangan zat besi atau anemia bisa meningkat.
Karena itulah penting memahami bagaimana minuman ini bisa memengaruhi penyerapan zat besi, agar kita bisa bijak menyesuaikan waktu minum. Pemahaman ini menjadi dasar sebelum membahas lebih lanjut tentang bagaimana matcha bisa memicu anemia dan siapa saja yang perlu ekstra hati-hati.
Anemia Karena Minum Matcha Sambil Makan
Bagaimana Matcha Bisa Memicu Anemia
Zat besi adalah mineral penting untuk pembentukan hemoglobin, yaitu protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia, yang ditandai dengan kelelahan, pucat, pusing, mudah lelah, dan daya tahan tubuh menurun.
Tubuh menyerap zat besi dari dua sumber:
-
Heme iron: berasal dari hewan (daging merah, ayam, ikan) dan mudah diserap tubuh.
-
Non-heme iron: berasal dari tumbuhan (bayam, brokoli, kacang-kacangan, biji-bijian), lebih sulit diserap.
Tannin, senyawa polifenol yang memberi rasa khas sedikit pahit pada teh hijau ini, dapat mengikat non-heme iron di usus, membentuk kompleks yang tidak bisa diserap. Hasilnya, meskipun kita makan sayuran atau kacang kaya zat besi, tubuh tidak mendapat manfaat sepenuhnya dari mineral ini.
Selain tannin, kandungan kafeinnya juga sedikit menurunkan penyerapan zat besi, meski efeknya tidak sebesar tannin. Kombinasi ini bisa menjadi masalah jika kebiasaan minum teh hijau ini bersamaan dengan makan tinggi zat besi dilakukan sering dan rutin, terutama pada perempuan muda yang memiliki kebutuhan zat besi lebih tinggi karena menstruasi.
Contoh nyata: seorang perempuan muda yang rutin minum matcha saat sarapan dengan oatmeal dan kacang almond setiap hari mungkin secara tidak sadar mengurangi jumlah zat besi yang terserap tubuh. Lama-kelamaan, ini bisa memicu gejala anemia ringan seperti lelah lebih cepat, pusing saat bangun, atau kulit terlihat pucat.
Intinya, tidak semua orang akan langsung terkena anemia, tapi risiko meningkat jika pola ini terjadi jangka panjang dan tanpa penyesuaian konsumsi zat besi di waktu lain. Memahami mekanisme ini membantu kita menentukan strategi konsumsi teh yang aman, termasuk kapan dan bagaimana cara minum matcha agar tetap bisa menikmatinya tanpa mengorbankan penyerapan zat besi.
Tips Aman Tetap Menikmati Matcha
Waktu Minum
Waktu minum minuman ini sangat berpengaruh terhadap penyerapan zat besi. Untuk mengurangi risiko anemia, sebaiknya pisahkan waktu minum dan makanan tinggi zat besi minimal 1–2 jam. Misalnya, jika sarapan dengan oatmeal, bayam, atau kacang-kacangan, nikmati minuman ini setelah jarak waktu tersebut.
Selain itu, minum matcha di pagi hari sebagai pengganti kopi juga baik karena kafein bisa memberi energi, tapi tetap beri jeda dari konsumsi makanan kaya zat besi. Dengan strategi ini, tubuh tetap bisa menyerap zat besi dari makanan, sambil tetap mendapat manfaat antioksidan dan energi dari matcha.
Kombinasi Makanan
Tidak semua makanan harus dihindari saat minum matcha, tetapi penting untuk mengatur kombinasi makanan. Matcha sebaiknya tidak langsung dikonsumsi bersamaan dengan sayuran hijau atau kacang-kacangan yang tinggi non-heme iron.
Sebagai alternatif, kombinasikan dengan buah-buahan kaya vitamin C, seperti jeruk, strawberry, atau kiwi. Vitamin C dapat membantu tubuh menyerap zat besi dari makanan sebelumnya dengan lebih baik. Misalnya, setelah sarapan sayur atau oatmeal, nikmati matcha dengan potongan buah segar atau smoothies buah, bukan sayuran.
Frekuensi dan Dosis
Konsumsi minuman ini secukupnya penting untuk menyeimbangkan manfaat dan risiko. Batasi sekitar 2–3 kali sehari, dengan takaran standar 1–2 gram per cangkir.
Terlalu sering minum matcha bersamaan dengan makanan tinggi zat besi bisa menurunkan penyerapan mineral penting secara signifikan. Jadi, perhatikan dosis dan frekuensi agar tubuh tetap mendapat zat besi yang cukup, sekaligus tetap menikmati antioksidan dan energi dari matcha.
Pilih Kualitas
Tidak semua matcha sama. Pilih yang berkualitas tinggi karena biasanya mengandung lebih sedikit tanin kasar dan lebih kaya antioksidan. Produk premium juga cenderung lebih halus dan mudah larut, sehingga memberi manfaat kesehatan optimal tanpa mengganggu penyerapan zat besi.
Nikmati Matcha Tanpa Rsa Khawatir
Dengan memahami waktu, kombinasi makanan, dosis, dan kualitas matcha, kamu tetap bisa menikmati minuman favorit tanpa mengorbankan kesehatan. Sedikit perhatian pada cara minum sehari-hari memastikan matcha tetap menjadi teman sehat dan menyenangkan dalam rutinitasmu.
Kalau ingin tetap menikmati matcha sambil makan, kamu bisa mencoba beberapa alternatif. Misalnya, matcha latte dengan susu bisa menjadi pilihan di pagi hari, tanpa dicampur langsung dengan sayuran. Atau, nikmati snack matcha seperti energy bar atau cookies di sela waktu makan utama, bukan bersamaan dengan makanan tinggi zat besi.
Selain itu, matcha iced atau smoothie buah di sore hari bisa jadi sumber energi tambahan, tanpa mengganggu penyerapan mineral dari makanan utama. Dengan strategi ini, matcha tetap bisa menjadi bagian dari lifestyle sehari-hari, sambil menjaga kesehatan tubuh dan penyerapan zat besi.
Ingat, teh ini bukan sekadar minuman, tapi juga bagian dari ritual self-care, mindfulness, dan gaya hidup sehat. Dengan konsumsi bijak, kamu bisa merasakan manfaat antioksidan, energi ringan, sekaligus menjaga keseimbangan zat besi dalam tubuh.
